Perjalanan Dakwah Ustadz Lumajang Di Daerah Tengger Probolinggo

Mojokerto - Pada bulan Januari 2010, Syafiudin menerima tugas dari Pondok Khomsani Nur untuk berdakwah dan mendampingi Umat Tengger Probolinggo.  Tepatnya pada Masjid Riyadus Sholihin, Dusun Plalangan, Desa Sumber, Kecamatan Sumber Kab. Probolinggo.  Ustadz Syafiudin yang asli kelahiran Lumajang ini, sehari hari bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada daerah tengger.   Selama mendampingi masyarakat tengger, ia merasakan ketenangan, walaupun dengan tantangan yang berat. Masyarakat sekitar masih menggunakan tradisi lama, yang secara turun temurun mewarnai kehidupan masyarakat setempat.   Namun perlahan, ia mulai bisa mengenalkan tradisi islam pada masyarakat, yang mana tentu saja dengan perjuangan tanpa mengenal lelah.  Beruntung baginya, masyarakat sekitar cukup bersahabat dan semangat mengenal Islamnya cukup tinggi, sehingga memudahkan dalam perjuangannya.   Masyarakat pun menyambut dakwah Ustadz Syafiudin dengan senang hati, karena ia terkenal sebagai sosok yang ramah dan murah senyum.   Hingga kini ada 40 jamaah Ibu Ibu Muslimat yang mengikuti Pengajian Yasin, setiap jumat sore.Sedangkan jamaah laki laki sebanyak 40 orang mengikuti Pengajian Yasin dan Sholawatan setiap malam jumat.Adapun untuk anak anak mengikuti kegiatan mengaji setiap harinya sesudah sholat maghrib.  Ustad Syafiudin juga berharap agar Pemerintah bisa membangun Madrasah Diniah (madin).Dengan adanya madin, bisa membentengi generasi muda tengger dari pergaulan yang tidak baik dan juga supaya pendidikan agama lebih maksimal. (Jayak)
Perjalanan Dakwah Ustadz Lumajang Di Daerah Tengger Probolinggo

Pada bulan Januari 2010, Syafiudin menerima tugas dari Pondok Khomsani Nur untuk berdakwah dan mendampingi Umat Tengger Probolinggo.

Tepatnya pada Masjid Riyadus Sholihin, Dusun Plalangan, Desa Sumber, Kecamatan Sumber Kab. Probolinggo.

Ustadz Syafiudin yang asli kelahiran Lumajang ini, sehari hari bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada daerah tengger. 

Selama mendampingi masyarakat tengger, ia merasakan ketenangan, walaupun dengan tantangan yang berat. Masyarakat sekitar masih menggunakan tradisi lama, yang secara turun temurun mewarnai kehidupan masyarakat setempat. 

Namun perlahan, ia mulai bisa mengenalkan tradisi islam pada masyarakat, yang mana tentu saja dengan perjuangan tanpa mengenal lelah.

Baca Juga :  Hal-Hal yang Penting Dipertimbangkan Sebelum Memiliki Asuransi Penyakit Kritis

Beruntung baginya, masyarakat sekitar cukup bersahabat dan semangat mengenal Islamnya cukup tinggi, sehingga memudahkan dalam perjuangannya. 

Masyarakat pun menyambut dakwah Ustadz Syafiudin dengan senang hati, karena ia terkenal sebagai sosok yang ramah dan murah senyum. 

Hingga kini ada 40 jamaah Ibu Ibu Muslimat yang mengikuti Pengajian Yasin, setiap jumat sore.Sedangkan jamaah laki laki sebanyak 40 orang mengikuti Pengajian Yasin dan Sholawatan setiap malam jumat.Adapun untuk anak anak mengikuti kegiatan mengaji setiap harinya sesudah sholat maghrib.

Ustad Syafiudin juga berharap agar Pemerintah bisa membangun Madrasah Diniah (madin).Dengan adanya madin, bisa membentengi generasi muda tengger dari pergaulan yang tidak baik dan juga supaya pendidikan agama lebih maksimal. (Jayak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *