Terkena Diabetes Melitus, Sampini tertolong ada JKN-KIS

Mojokerto - majalahglobal.com : Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolisme menahun akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin secara cukup. Penyakit ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Hampir semua kalangan usia, baik itu usia muda atau lansia bisa terkena penyakit ini. Hal ini juga dialami oleh Sampini, Ia terdiagnosa diabetes sudah lama. Sampini bersyukur dapat mengobati Diabetes Melitus-nya dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).  “Sudah sekitar 40 tahun saya menderita penyakit diabetes ini, alhamdulillah ada JKN KIS,” tuturnya  Sampini yang bertempat tinggal di Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto ini merupakan peserta segmen (PBPU) Pekerja Bukan Penerima Upah JKN-KIS.  Sampini menuturkan sejak adanya program jaminan kesehatan dari pemerintah yang maksud dan tujuannya baik, sebagai warga negara yang taat, ia mendaftar sebagai peserta. Tepat di tahun 2014 BPJS Kesehatan berdiri, ia mendaftar dan langsung menggunakan layananan JKN-KIS agar dapat meringankan beban biaya pengobatan yang di tanggungnya setiap bulan.  “Saya dianjurkan kontrol setiap bulan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berada di rumah sakit untuk melakukan suntik insulin agar bisa menjaga gula darah saya tetap normal. Saya juga selalu menaati anjuran dokter untuk selalu menjaga pola makan dengan baik dan tidak berlebihan. JKN-KIS ini sangat besar manfaatnya, sudah berapa juta yang saya habiskan setiap tahun. Dengan JKN-KIS saya tidak pernah mengeluarkan uang sama sekali dan tidak pernah merepotkan keluarga lagi,” imbuhnya.  Semenjak adanya wabah pandemi Covid-19 ini, Sampini agak kerepotan dalam melakukan kontrol di rumah sakit di karenakan jadwal dari dokter yang menanganinya terkadang berubah. Namun tak lama, Sampini tertolong oleh adanya Mobile JKN dengan dibantu oleh anaknya.  Terdapat fitur antrean pendaftaran pelayanan di Mobile JKN, sehingga ia bisa mengetahui jadwal dokter yang pasti untuk melakukan kontrol. Selain itu, Sampini terbantu sekali ketika mengecek tagihan, melakukan perubahan faskes maupun layanan lainnya.  “Selama adanya wabah ini saya terbantu sekali oleh Mobile JKN, saya tidak kerepotan lagi untuk melakukan kontrol setiap bulan yang menjadi rutinitas saya selama ini,” ujar Sampini.  Ia mengatakan selama melakukan pelayanan kontrol tidak pernah mengecewakan, baik ketika sebelum menggunakan JKN-KIS atau sesudah menggunakannya. Selain itu dengan adanya Mobile JKN ia tidak perlu khawatir lagi karena jadwalnya tepat sesuai dengan jadwal yang ada di Mobile JKN.  “Secara keseluruhan saya puas dengan program JKN-KIS ini, dan dengan adanya Mobile JKN disaat pandemi Covid-19 ini sangat membantu untuk memantau kebutuhan kita di rumah sakit, harapan saya mengenai BPJS Kesehatan ini semoga selalu melayani peserta dengan ramah, dan untuk fasilitas kesehatan agar tidak membedakan peserta dari kelas yang di pilih serta berharap FKTP dan FKRTLnya supaya diperluas lagi,” tutur Sampini. (Jayak)
Terkena Diabetes Melitus, Sampini tertolong ada JKN-KIS

Mojokerto – majalahglobal.com : Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolisme menahun akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin secara cukup. Penyakit ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Hampir semua kalangan usia, baik itu usia muda atau lansia bisa terkena penyakit ini. Hal ini juga dialami oleh Sampini, Ia terdiagnosa diabetes sudah lama. Sampini bersyukur dapat mengobati Diabetes Melitus-nya dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

“Sudah sekitar 40 tahun saya menderita penyakit diabetes ini, alhamdulillah ada JKN KIS,” tuturnya

Sampini yang bertempat tinggal di Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto ini merupakan peserta segmen (PBPU) Pekerja Bukan Penerima Upah JKN-KIS. Sampini menuturkan sejak adanya program jaminan kesehatan dari pemerintah yang maksud dan tujuannya baik, sebagai warga negara yang taat, ia mendaftar sebagai peserta. Tepat di tahun 2014 BPJS Kesehatan berdiri, ia mendaftar dan langsung menggunakan layananan JKN-KIS agar dapat meringankan beban biaya pengobatan yang di tanggungnya setiap bulan.

“Saya dianjurkan kontrol setiap bulan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berada di rumah sakit untuk melakukan suntik insulin agar bisa menjaga gula darah saya tetap normal. Saya juga selalu menaati anjuran dokter untuk selalu menjaga pola makan dengan baik dan tidak berlebihan. JKN-KIS ini sangat besar manfaatnya, sudah berapa juta yang saya habiskan setiap tahun. Dengan JKN-KIS saya tidak pernah mengeluarkan uang sama sekali dan tidak pernah merepotkan keluarga lagi,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pengaturan Lalu Lintas Sore Hari, Bentuk Pelayanan Polri Kepada Masyarakat

Semenjak adanya wabah pandemi Covid-19 ini, Sampini agak kerepotan dalam melakukan kontrol di rumah sakit di karenakan jadwal dari dokter yang menanganinya terkadang berubah. Namun tak lama, Sampini tertolong oleh adanya Mobile JKN dengan dibantu oleh anaknya. Terdapat fitur antrean pendaftaran pelayanan di Mobile JKN, sehingga ia bisa mengetahui jadwal dokter yang pasti untuk melakukan kontrol. Selain itu, Sampini terbantu sekali ketika mengecek tagihan, melakukan perubahan faskes maupun layanan lainnya.

“Selama adanya wabah ini saya terbantu sekali oleh Mobile JKN, saya tidak kerepotan lagi untuk melakukan kontrol setiap bulan yang menjadi rutinitas saya selama ini,” ujar Sampini.

Ia mengatakan selama melakukan pelayanan kontrol tidak pernah mengecewakan, baik ketika sebelum menggunakan JKN-KIS atau sesudah menggunakannya. Selain itu dengan adanya Mobile JKN ia tidak perlu khawatir lagi karena jadwalnya tepat sesuai dengan jadwal yang ada di Mobile JKN.

Baca Juga :  Dandim 0815/Mojokerto Pimpin Acara Korp Rapot Alih Tugas Danramil Jatirejo

“Secara keseluruhan saya puas dengan program JKN-KIS ini, dan dengan adanya Mobile JKN disaat pandemi Covid-19 ini sangat membantu untuk memantau kebutuhan kita di rumah sakit, harapan saya mengenai BPJS Kesehatan ini semoga selalu melayani peserta dengan ramah, dan untuk fasilitas kesehatan agar tidak membedakan peserta dari kelas yang di pilih serta berharap FKTP dan FKRTLnya supaya diperluas lagi,” tutur Sampini. (Jayak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *