Desa Upang Ceria Akan dijadikan Desa Wisata Kerajaan Sriwijaya

Banyuasin – majalahglobal.com : Patut berbangga dengan kekayaan budaya yang dimiliki. Bagaimana tidak, daerah ini menjadi salah satu saksi bisu akan megah,jaya dan kaya raya. Kerajaan yang sangat di segani pada masanya kala itu. Dialah Kerajaan Sriwijaya

Cerita akan kemasyhuran kerajaan ini sudah terdengar dimana-mana. Tidak terlalu berlebihan memang, karena kerajaan Sriwijaya sendiri dengan hebatnya waktu itu bisa menyatukan Nusantara yang bila diumpamakan sekarang, luasnya bisa meliputi seluruh bagian Indonesia dan sebagian negara-negara di Asia Tenggara. Seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan lain-lain. Oleh karena itulah, Sriwijaya pernah disebut sebagai Kerajaan terbesar se-Asia Tenggara.

Namun, semua itu tinggal sejarah. Kerajaan Sriwijaya hanya meninggalkan kekayaan budaya yang saat ini seharusnya diteruskan oleh keturunannya.Budaya-budaya yang ditinggalkan pun mungkin tidak dapat bisa terhitung. Mulai dari yang tidak tampak oleh mata, misalnya kearifan budi pekertinya dan tingkah lakunya. Sampai yang tampak oleh mata, misalnya benda-benda bersejarah yang tercetak akan kekuatan etnis kala itu. Seperti temuan Berupa kendi,piring pada masih banyak lagi

Sangat disayangkan seandainya kekayaan budayanya dulu itu hanya dijadikan kenangan indah oleh para penerusnya saat ini. Karena bilamana bisa dilanjutkan dan dinampakkan lagi budaya Sriwijaya itu pada dunia, tentu dan pasti akan menjadi sesuatu yang mahal. Mahal dalam artian bukan hanya dalam bentuk nominal saja. Tapi mahal yang hakikatnya tidak dapat diukur nilainya.

Oleh karena itu, melestarikan kekayaan budaya merupakan kewajiban bersama antara masyarakat dan pemerintah desa.Adalah salah satu desa di Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin yang bisa dikatakan salah satu wilayah yang sangat kental dengan nuansa kerajaan Sriwijaya Karena disini ada beberapa peninggalan Sriwijaya.Dan rencana akan  dicanangkan dan di bentuknya perkampungan model kerajaan  Sriwijaya.

Karena kekayaan budaya yang dimilikinya,Desa Upang ceria direncanakan akan dijadikan desa wisata. Kabarnya, memang sudah ada rencana sejak lama akan menjadikan Desa ini sebagai desa wisata budaya. Karena menurut lokasinya, wilayah ini sangat berpotensi dan strategis.Berpijak dari prasasti Kedukan Bukit tentang Raja Sriwijaya Dapunta Hyang pernah singgah di Muka Upang Ceria.

Jika Kebetulan dilihat dari peta maka Upang Ceria pas di depan Pulau Upang sehingga ini menunjukan desa ini penuh dengan sejarah dan banyak ditemukan juga benda-benda kuno,” ungkap Kepala Desa Upang Ceria, Abdul Hamid, Jumat (02/10/2019).

Dia mengatakan konsep ini didapatkan karena napak tilas Kerajaan Sriwijaya yang pernah melintas. Bahkan, sempat membuat sebuah perkampungan di Desa Upang Ceria, Banyuasin, Sumsel.

Karena itu, dirinya berkeinginan kembali untuk mewujudkan napak tilas tersebut untuk mengenang kembali Kerajaan Sriwijaya. “Untuk konsep ini tentunya akan kami diskusikan kembali dengan para pakar seperti arkeolog,”ucapnya.

Di tambahkannya Desa Upang Ceria ini memiliki luas 2.156.00 hektar dengan jumlah penduduk  2.493 jiwa pada tahun 2018. Lokasinya berkisar 50 kilometer disebelah kiri tepian Sungai Musi, Palembang. Sumber pendapatan warga sendiri didominasi dari pertanian, mulai dari padi, kelapa dan lain sebagainya.DanNantinya, dalam mengembangkan desa wisata ini tentunya akan melibatkan warga.Salah satunya, pengembangan homestay. Sehingga, mampu menaikkan taraf ekonomi warga di sekitaran tempat wisata,dari penjualan Souvernir,wisata air, pemancingan serta ketersediaan sarana ibadah dan akses jalan yang baik.

Di sisi lainnya ketersedian sarana Rescue dan kesehatan.Di Rencanakan  target di tahun 2020 mendatang sudah selesai,”Nantinya, untuk membuat konsep permukiman Kerajaan Sriwijaya akan menggunakan bahan alami seperti kayu nibung dam daun Nipah sehingga lebih alami. Selain itu, banyak yang telah direncanakan.Sejauh ini para arkeolog sudah setuju dan akan memberikan masukkan terkait pengembangan desa wisata Kerajaan Sriwijaya ini,”jelasnya.(Tri Sutrisno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *