DPRD Ogan Ilir Nilai PTPN VII PG Cinta Manis Gagal Atasi Kebakaran Lahan

Ogan Ilir – majalahglobal.com : Gagal tolal,Kata yang tepat untuk pengelolaan Kebun Tebu milik PTPN VII,Terbukti kebun tebu perusahaan milik negara ini ikut menyumbang kabut asap di wilayah Sumatera Selatan.

Program Zero Burning atau pengelolaan lahan dengan tanpa dibakar atau ramah lingkungan yang menjadi program PTPN 7 Cintamanis Kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir.

Ironisnya, kebaran lahan tebu ini bukannya berkurang tapi makin meluas hingga mencapai dua ribu hektar lahan terbakar. Pantas bila sejumlah kalangan di OI termasuk anggota DPRD setempat menilai PTPN VII PG Cinta Manis gagal mengatasi kebakaran lahan.

Belakangan kebakaran terus terjadi berturut-turut di rayon I dan Rayon II yang menghanguskan cukup banyak tebu siap panen dan tebu anak. Pada Rayon I tepatnya dipetak 183 diperkirakan mencapai 8 hektar lahan yang hangus. Kemudian pada rayon II di petak 202 juga diperkirakan mencapai tujuh hektar dan rayon lainnya mencapai ratusan hektar. Dari lahan yang dimiliki PTPN VII, sekitar 1200 hektar terbakar.

Data luas lahan yang terbakar di lahan tebu Cinta Manis Ogan Ilir Sumsel, masih simpang siur. Pihak kantor Direksi PTPN VII seperti dikatakan Humas PTPN VII, Arief Syaifudin Zuhri, luas lahan yang terbakar 115 hektar. Data ini kata Arief berdasarkan laporan dari Unit Cinta Manis.

Sementara itu, menurut keterangan Koordinator Kepala PTPN VII Perwakilan Sumsel Acep Sudiar, lahan yang terbakar 1200 hektar sejak Juni lalu, dari 10.800 hektar kebun tebu Cinta Manis. Acep juga memprediksi akibat kebakaran kebun tebu kerugian yang ditaksir mencapai Rp50 miliar.

Ditanya soal hasil investigasi internal PTPN VII, Arief belum bisa menyampaikan hasil temuan tim di lapangan.Sementara itu, Dicky Cahyono, Direktur Operasional PT Buma Cima Nusantara (BCN) yang merupakan anak perusahaan PTPN VII mengelola industri gula Cintamanis dan Bungamayang sebelumnya mengatakan, cara penanganan kebakaran lahan pada kemarau tahun lalu masih dipertahan. Pada kemarau tahun ini, walaupun masih ada saja kebakaran, tetapi dapat segera dikendalikan.

Dicky mengatakan, kebakaran lahan tebu di musim kemarau adalah keniscayaan. Sebab, pada saat yang sama, tanaman tebu yang siap tebang, daun tuanya cenderung kering sehingga kebakaran lahan tebu itu sering terjadi. Tetapi yang penting, kita bisa segera antisipasi dan menaggulanginya. Alhamduillah, infrastruktur dan sarana untuk antisipasi kebakaran telah disiapkan dari beberapa tahun sebelumnya,” kata dia.

Menanggapi pertanyaan tentang sengaja membakar menjelang tebang, Dicky menegaskan tidak ada kebijakan itu. Manajemen, kata dia, telah menetapkan prosedur standar operasi (SOP) zero burning atau tidak ada pembakaran dalam semua proses produksi. “Tidak ada kebijakan membakar lahan tebu. Kalau ada kebakaran, itu adalah kecelakaan. Jika diselidiki ada unsur kesengajaan, maka sanksi tegas menanti. Dicky juga mengatakan, infrastruktur dan sarana yang tersedia saat ini di PG Cintamanis antara lain, empat unit mobil pemadam kebakaran (Damkar), 15 unit traktor Damkar, dua unit mobil patroli, 12 unit traktor penyekat, empat motor road grader isolasi, puluhan menara pantau, dan ratusan unit knapsnak sprayer serta banyak lagi sarana-sarana penunjang untuk antisipasi karhutla, “Semua dalam kondisi siaga,”ucapnya.

Diketahui beberapa hari lalu Satgas Karhutla yang dipimpin Danrem 044/Gapo Kolonel Arh Sonny Septiono datang ke lokasi memastikan penyebab kebakaran. Termasuk apakah ada unsur kesengajaan.(Suparman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *