RSUD ISKAK Tulungagung Layanan Cepat Ambulans

TULUNGAGUNG – MG : Jangan dikira layanan ambulan yang diberikan RSUD gratis. Termasuk layanan cepat kendaraan ambulans yang biasa disebut dengan TEMS (Tulungagung Emergency Medical Service) yang merupakan bagian dari realisasi program nasional public safety comunity (SPC). SPSC merupakan induk kontrol perjalanan ambulan dari setiap titik menuju tempat yang diinginkan. Hingga saat ini, SPSC sudah mencatat sebanyak 1.200 orang yang telah menggunakan fasilitas tersebut.
    
Pengambilan pasien langsung dijemput di lokasi permintaan pasien, baik di dalam kota maupun di wilayah paling ujung kabupaten Tulungagung. Kendaraan sudah beroperasi selama 60 hari, dan tidak sedikit yang mengunakan layanan ini,” jelas Direktur RSUD Iskak, Supriyanto, Sabtu (20/2).
    
Akan tetapi, pemesanan kendaraan roda empat yang merupakan plat merah ini ternyata tidak gratis, alias berbayar. Penggunaan jasa mobil ambulans memiliki tarif khusus tertentu serta menyesuaikan dengan kondisi pasien, jika mampu diwajibkan membayar.
           
Ketentuan yang berlaku memang seperti itu. Masak orang kaya tidak mau bayar? Semua kan membutuhkan biaya, makannya wajib bayar. Masak orang kaya menikmati fasilitas masyarakat miskin kan tidak sepantasnya,” tegas Supriyanto menguraikan soal berbayarnya penggunaan mobil ambulans di Tulungagung.
          
Ditambahkan Supriyanto, tidak ada perbedaan pada saat mengunakan fasilitas yang ada, pelayanan kepada pasien mampu dan tidak, semua disamaratakan. Begitu tiba pada saat pembayaran, ada perbedaan. Pada saat pembayaran, jelasnya, akan dipilah mana pasien yang mampu dan tidak mampu. Selain itu, pihak RS juga akan berkoordinasi dengan pemerintah desa dalam hal pembayaran atau tidaknya nanti.
          
Besaran tarif sesuai jarak tempuh kendaraan. Misalkan untuk pengangkutan pasien di lingkup kecamatan kota sampai Rumah Sakit sebesar 50.000. Apabila di luar itu tinggal mengkalikan jarak per 1 km. “Besar kontribusinya sudah disesuaikan kok. Sistem pembayaran adminitrasi mengikuti angka yang sudah tercatat bagian adminitrasi,” jelas dia.
          
Sementara menurut keterangan salah satu warga desa Campurdarat, Kecamatan Campurdarat Damsiati (38), dia mengaku beberapa waktu lalu telah menggunakan ambulans untuk mengangkut suaminya yang mendadak sakit untuk diobatkan ke RSUD Iskak. Akan tetapi pada saat akan pembayaran pertanyaannya sangat rinci sekali. Semua pembayaran dilakukan di akhir proses. Dia sendiri tidak bisa menjelaskan hal-hal apa saja yang ditanyakan dalam proses administrasi tersebut. Dia berharap ada penyederhanaan dalam proses adminnya.
          
“Jarak rumah saya menuju sini sekitar 35 kilometer. Hingga saat ini, saya disuruh bayar atau tidak saya belum tahu karena masih berobat. Mestinya nanti bayar lah,” jelas Damsiati (Bowo/irvan)
Baca Juga :  Respon Wakil Presiden

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *